Sosialisasi PLTN Jalan Terus
MUNTOK — Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus memfasilitasi sosialisasi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Padahal, penolakan terhadap rencana itu terus dilakukan.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Bangka Barat Choirul Amri mengatakan, sosialisasikan dilakukan oleh pusat. Penanggung jawabnya adalan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
“Baru-baru ini Bapeten menyosialisasikan soal rencana pemantauan lingkungan terkait rencana uji tapak PLTN di Desa Air Putih,” ujarnya di Muntok, Rabu (27/4/2011).
Sosialisasi baru dilakukan secara terbatas kepada para kepala satuan kerja, camat, dan sejumlah pengurus Desa Air Putih. Selanjutnya akan ada sosialisasi untuk seluruh warga Air Putih yang rencananya akan dijadikan lokasi pembangunan PLTN.
“Kami belum tahu kapan sosialisasi kepada warga dilakukan. Semua tergantung Bapeten dan Batan. Kami hanya menyosialisasikan saja,” tuturnya.
Bapeten juga akan memasang alat pantau radiasi di radius 80 kilometer dari rencana lokasi PLTN. Alat itu rencananya dipasang tahun depan.
“Kami dapat penjelasan seperti itu dari Bapeten. Soal realisasi lebih lanjut kami tidak tahu karena itu bukan kewenangan kami,” tuturnya.
Sementara sebagian warga Desa Air Putih menyatakan, mereka hanya tahu PLTN untuk menambang pasokan listrik. Mereka tidak tahu soal potensi dampak negatif pembangunan PLTN di desa.
“Belum pernah ada pejabat datang dan kasih tahu soal PLTN. Kami hanya dengar-dengar saja,” ujar salah seorang warga, Kazam.
Warga pernah mendengar sepintas seluruh desa akan lebih terang dan pasokan listrik tidak terbatas. Namun, warga tidak pernah tahu potensi dampak radiasi dari PLTN.
“Kalau memang PLTN bagus, kami tidak masalah,” ujarnya.
Warga juga pernah diberi tahu secara informal bahwa PLTN akan dibangun di Kemang Masam. Warga dusun itu tidak banyak menunjukkan reaksi.
“Kami menolak atau menerima sama saja. Kalau memang baik, kami setuju saja,” ujarnya.
Sementara penggiat Laskar Bangka Belitung Tolak Nuklir (B-Ton), Fahrizan, menyatakan, kampanye penolakan PLTN terus dilakukan. B-Ton memutar dampak ledakan reaktor nuklir Chernobyl, Ukraina, di lokasi yang direncanakan akan dibangun PLTN.
“Kami menunjukkan orang-orang terkena radiasi nuklir. Selama ini hanya ditunjukan hasil pertanian jadi bagus kalau direkayasa dengan radiasi nuklir. Tidak pernah ditunjukkan orang jadi penyakitan kalau terkena radiasi nuklir dari PLTN,” ujarnya.
(sumber : kompas.com)